Jokowi Percayai Tersangka Korupsi Jabat Kapolri, Apakah Bunuh Diri?

09.05 0 Comments

Baru-baru ini santer terdengar kabar penunjukan calon Kapolri baru oleh Presiden Republik Indonesia. Namun pemilihan calon Kapolri ini bukan pemilihan sebagaimana biasanya. Nama Komjen Budi Gunawan menjadi calon tunggal yang dipilih oleh presiden, bukan permasalahan calon tunggal yang aneh di sini. Jendral bintang tiga tersebut rupanya sudah menjadi target merah oleh KPK, sehingga ketika Jokowi menunjuk Komjen Budi Gunawan, KPK sontak langsung mengumumkan ke khalayak tentang status Komjen Budi Gunawan menjadi tersangka korupsi atas dugaan rekening gendut yang dimilikinya.
Hal ini menjadi pertanyaan besar, lebih-lebih bagi relawan Jokowi yang sangat kontra mengenai sikap Jokowi tersebut. Lain halnya dengan KMP dan KHI yang begitu pro dengan keputusan Jokowi mengangkat jendral mantan ajudan Megawati tersebut. Tetapi benar saja, sepertinya Jokowi memang tidak sebodoh itu, selang beberapa hari kemudian Jokowi mengambil sebuah keputusan baru untuk menunda pelantikan Komjen Budi Gunawan, ya, hanya ditunda bukan dibatalkan. "Berhubung Komjen Drs Budi Gunawan, SH, MSI, sedang menjalani proses hukum, kami pandang perlu untuk menunda pengangkatan sebagai kepala Polri. Jadi, menunda, bukan membatalkan. Ini yang perlu digarisbawahi," kata Jokowi dalam jumpa pers di Istana Merdeka, Jumat 17-01-2015 malam.
Beberapa politisi dan pengamat politik memandang langkah yang diambil JJokowi merupakan langkah yang tepat. Mereka menilai hal tersebut memang harus dilakukan Jokowi, bahkan seharusnya lebih baik tidak hanya ditunda, tetapi sekaligus dibatalkan. Ternyata memang tidak bisa semudah itu bagi Jokowi untuk membatalkan pencalonan kapolri yang telah disetujui oleh DPR, hal tersebut justru akan menjadi bumerang besar bagi Jokowi sendiri karena dia telah “melawan” DPR. Jika Jokowi mengikuti pendukungnya untuk menghentikan pencalonan secara sepihak bisa jadi langkah tersebut merupakan celah bagi DPR untuk memakzulkan sang Presiden. Hal senada diungkapkan oleh Tjipta, seorang akademisi yang ikut menanggapi penolakan (penundaan) pengangkatan Komjen Budi Gunawan sebagai Kapolri.  DPR tahu kalau persetujuan terhadap Budi Gunawan ditolak Presiden, itu dasar kuat untuk pemakzulan terhadap Presiden,” ujarnya. Apapun langkah jokowi terkait pengangkatan Kapolri selain menunda adalah salah. Ya, selain dijauhi oleh pendukungnya jokowi tentu akan melanggar sumpah jabatan dan komitmen yang dibangunnya untuk membangun pemerintahan yang bersih. Wakil Ketua Komisi Tiga dari Fraksi Partai Demokrat, Benny K. Harman mengatakan jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) tetap melantik Komjen Budi Gunawan sebagai Kapolri, maka hal itu dapat menjadi pintu masuk bagi pemakzulan presiden. “Itu bisa jadi pintu masuk karena presiden akan dianggap melanggar sumpah jabatan, presiden bisa dianggap melanggar konstitusi karena mengangkat seorang berstatus tersangka korupsi menjadi Kapolri,” ujarnya.
Beberapa kalimat tentang pemakzulan di atas hanya saya kaji berdasarkan beberapa pendapat tokoh politik atau pengamat-pengamat hukum saja. Mengenai pasal-pasal tentang konstitusi sendiri sebenarnya ada yang perlu disampaikan, namun hal tersebut belum dapat saya kaji lebih dalam lagi. Poin utama dari tulisan ini adalah untuk tetap mengajak para pembaca agar kita sebagai rakyat tidak seharusnya diam saja terhadap apa yang dilakukan oleh para pemimpin di negri ini. Tindakan sekecil apapun dari rakyat sangat berperan penting atas perubahan yang dapat dibangun oleh bangsa yang besar ini. Mari kita awasi, mari kita dampingi, mari kita kaji setiap kebijakan-kebijakan atau langkah-langkah yang diambil oleh pemimpin kita yang menyangkut kepentingan rakyat.

Referensi:

Budiman, H. (2015, Januari 17). Hantu Itu Bernama Pemakzulan Presiden. Dipetik Januari 17, 2015, dari Kompasiana: http://hukum.kompasiana.com/2015/01/17/hantu-itu-bernama-pemakzulan-presiden-697076.html
Fantasi. (2015, Januari 17). Eh, Jokowi Itu Ternyata Pintar Ya. Dipetik Januari 17, 2015, dari Kompasiana: http://politik.kompasiana.com/2015/01/17/eh-jokowi-itu-ternyata-pintar-juga-ya-702540.html
Gabrillin, A. (2015, Januari 17). Polemik Kapolri Jadi Celah DPR Untuk Memakzulan Jokowi. Dipetik Januari 17, 2015, dari Kompas.com: http://nasional.kompas.com/read/2015/01/17/12161901/Polemik.Kapolri.Jadi.Celah.DPR.untuk.Memakzulkan.Jokowi



0 komentar: